Bola.net - Ratusan suporter Persebaya yang dikenal dengan "Bonekmania" kembali unjuk rasa di depan halaman Balai Kota Surabaya, Kamis, meminta agar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memediasi dua kubu Persebaya.
Bonekmania mendatangi Balai Kota sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa sejumlah spanduk dan poster bertuliskan "Persebaya Punya Arek Surabaya, Ojok digawe politik", "Bonek tidak rela Persebaya Dizholimi" dan beberapa poster lainnya.
Koordinator Aksi Imron mengatakan kedatangannya ke Balai Kota kali ini adalah meminta agar wali kota memediasi dua kubu Persebaya yang selama ini berselisih, yakni antara Persebaya Divisi Utama (DU) pimpinan Wishnu Wradhana dan Persebaya 1927 pimpinan Cholid Goromah.
"Hari ini Persebaya harus satu. Sampai tuek, sampai elek tetap harus jadi satu," ujarnya, menegaskan.
Selain itu, lanjut dia, kedatangan bonekmania juga menindaklanjuti adanya surat dari PSSI dengan Nomor 1699/AGB/153/IX-2011 tentang status kepemilikan Klub Persebaya.
Dalam surat tersebut PSSI mengakui Klub Persebaya DU sebagai anggota PSSI dengan catatan agar Wishnu Wardhana mengajak Cholid Goromah melakukan merger dan kerja sama dengan pembagian saham PT Mitra Inti Berlian (Persebaya DU) 35 persen, Cholid 35 persen dan Wishnu mewakili anggota Persebaya 30 persen.
"PSSI sendiri telah memberi batas waktu kepada kedua klub hingga 30 September. Jika sampai batas waktu tidak ada solusi maka Persebaya tidak bisa ikut kompetisi," ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta kepada Wali kota Surabaya untuk memediasi kedua kubu Persebaya agar bisa bersatu dan bisa mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia.
Sejumlah perwakilan Bonekmania akhirnya ditemui Wali Kota Tri Rismaharini di depan Balai Kota. Dalam kesempatan itu Risma mengatakan pemkot tidak punya kewenangan terhadap asosiasi profesional seperti Persebaya.
"Kalau sebagai orang tua, itu yang kami ikuti. Pemkot dilarang, tapi kami akan usahakan pertemukan mereka berdua," katanya.
Namun, lanjut dia, Risma mengeluh kepada karena hal ini baru disampaikan sekarang, padahal batas waktunya tinggal satu hari lagi atau Jumat (30/9). "Tapi sayang kok mepet. Aku gak janji ya, kalau dikasih waktu sepekan mungkin bisa. Ayo berdoa bareng-bareng," ucapnya.
Risma sendiri langsung meminta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Sigit Suharsono, untuk mempertemukan dua klub tersebut. "Kami minta ditemukan mereka secepatnya," kata Risma yang ditujukan ke pada Sigit. (ant/mac)
Bonekmania mendatangi Balai Kota sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa sejumlah spanduk dan poster bertuliskan "Persebaya Punya Arek Surabaya, Ojok digawe politik", "Bonek tidak rela Persebaya Dizholimi" dan beberapa poster lainnya.
Koordinator Aksi Imron mengatakan kedatangannya ke Balai Kota kali ini adalah meminta agar wali kota memediasi dua kubu Persebaya yang selama ini berselisih, yakni antara Persebaya Divisi Utama (DU) pimpinan Wishnu Wradhana dan Persebaya 1927 pimpinan Cholid Goromah.
"Hari ini Persebaya harus satu. Sampai tuek, sampai elek tetap harus jadi satu," ujarnya, menegaskan.
Selain itu, lanjut dia, kedatangan bonekmania juga menindaklanjuti adanya surat dari PSSI dengan Nomor 1699/AGB/153/IX-2011 tentang status kepemilikan Klub Persebaya.
Dalam surat tersebut PSSI mengakui Klub Persebaya DU sebagai anggota PSSI dengan catatan agar Wishnu Wardhana mengajak Cholid Goromah melakukan merger dan kerja sama dengan pembagian saham PT Mitra Inti Berlian (Persebaya DU) 35 persen, Cholid 35 persen dan Wishnu mewakili anggota Persebaya 30 persen.
"PSSI sendiri telah memberi batas waktu kepada kedua klub hingga 30 September. Jika sampai batas waktu tidak ada solusi maka Persebaya tidak bisa ikut kompetisi," ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta kepada Wali kota Surabaya untuk memediasi kedua kubu Persebaya agar bisa bersatu dan bisa mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia.
Sejumlah perwakilan Bonekmania akhirnya ditemui Wali Kota Tri Rismaharini di depan Balai Kota. Dalam kesempatan itu Risma mengatakan pemkot tidak punya kewenangan terhadap asosiasi profesional seperti Persebaya.
"Kalau sebagai orang tua, itu yang kami ikuti. Pemkot dilarang, tapi kami akan usahakan pertemukan mereka berdua," katanya.
Namun, lanjut dia, Risma mengeluh kepada karena hal ini baru disampaikan sekarang, padahal batas waktunya tinggal satu hari lagi atau Jumat (30/9). "Tapi sayang kok mepet. Aku gak janji ya, kalau dikasih waktu sepekan mungkin bisa. Ayo berdoa bareng-bareng," ucapnya.
Risma sendiri langsung meminta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Sigit Suharsono, untuk mempertemukan dua klub tersebut. "Kami minta ditemukan mereka secepatnya," kata Risma yang ditujukan ke pada Sigit. (ant/mac)